Bisa Ala Biasa

“Bisa ala biasa, sehingga apa pun bisa mahir dikerjakan asal terbiasa.”


Meskipun anda merasa bodoh atau kurang mampu, ketika menghadapi persoalan—tak perlu minder dan takut. Tapi kerjakan, sebab seorang yang tak bisa sekalipun, setelah mengerjakan pasti bisa, karena terbiasa.

“Bisa ala biasa”,kata isteriku pede banget, saat meyakinkan dirinya agar bisa melaksanakan pekerjaan yang sulit sekalipun.

Semboyan itu bisa mendorong seseorang yang belum bisa apa-apa dalam bekerja, menjadi terbiasa bekerja, dan akhirnya mahir.

Saya mempunyai teman, Kolonel Tony Tambunan, meskipun pangkatnya tinggi, ia keluar dari tentara dan beralih pada pekerjaan lain. Tentu karena mengerjakan sesuatu bukan pada bidangnya, yaitu berurusan dengan transportasi, saat awal bekerja, ia tak bisa apa-apa. Sehingga sehari-harinya ia terus bertanya kepada bawahan, agar pekerjaan yang merupakan tanggung jawabnya sebagai seorang manajer dapat dikerjakan.

Meskipun sebagai pimpinan, ia tak malu dengan anak buah. Misalnya, untuk mengetahui dokumen pengapalan, ia selalu menanyakan, tentang persyaratan penerbitan dokumen, dukumen salah atau hilang, apakah perbaikan bisa menimbulkan masalah? Semua itu dipertanyakan, karena ia sebagai penandatangan tidak mau bermasalah di kemudian hari.

Setiap hari, ia terus pelajari model bisnis, sampai kepada model pengurusan dokumen. Ia mulai memetakan persoalan keseluruhan, mengenai pengiriman barang. Akhirnya pekerjaan itu dikuasai, karena ia menerapkan semboyan bisa ala biasa.

Hebatnya, saat awal bekerja, hanya sebagai manajer, tetapi ketika ia pindah ke perusahaan lain, atau ditempat baru, Pak Tony dianggap sebagai seorang ahli transportasi, sehingga diangkat menjadi seorang direktur perusahaan, dan orang baru disekitarnya menganggap piawai, apalagi didukung pangkatnya yang Kolonel, jadi semakin disegani.

Begitu juga, bagi teman saya yang baru lulus perguruan tinggi, semula ia hanya sebagai mahasiswa Praktek Kerja Lapangan dalam perusahaan pelayaran. Namun karena kegigihannya, ia menjadi ahli menyandarkan dan melepas kapal. Dan berkat keahliannya, dia bisa bekerja disana, bahkan sekarang, perusahaan tanpa dirinya sering kedodoran, banyak kapal terhambat bongkar, karena terlambat sandar. Banyak konsumen komplain dan biaya menjadi tinggi, karena pengurusan dokumen terlambat. Anak muda ini bisa bekerja, karena biasa. Bisa ala biasa.

Dalam mengurus perijinan, di berbagai intansi pemerintah, misalnya, saat mengurus STNK, mengurus KTP, mengurus surat-surat di Departemen Perdagangan, Departemen Kehakiman, Kantor Pajak, sering ada orang menawarkan jasanya agar mudah dan cepat pengurusan. Kita sendiri kadang sering kaku dan bingung dalam melakukan pengurusan, banyak bertanya kesana kemari, selain lambat, akhirnya banyak biaya keluar. Tetapi melalui jasa mereka, yang terbiasa mengurus perijinan, selain biaya bisa ditetapkan, segala urusan bisa cepat kelar. Mereka bisa mengurus cepat karena terbiasa. Jadi bisa ala biasa.

Dengan begitu, kalau kita menerapkan semboyan bisa ala biasa dalam kehidupan, saat belajar, atau saat ingin mendirikan usaha, kita akan cepat berhasil. Contoh, ketika kita melatih ingatan dalam mengembangkan vocabulary bahasa inggris, memori kita akan kuat mengingatnya, saat terjadi pemanggilan kata, dan data tersimpan dalam memori akan cepat keluar, selanjutnya, percakapan bahasa inggris menjadi mahir. Karena otak pun kalau terlatih akan terbiasa berubah dan bertambah kuat. Bisa ala biasa.

Dengan begitu apapun bisa dikerjakan dengan sukses, karena kebiasaan kita dalam bekerja. Seorang sales akan jadi pedagang mahir, karena terbiasa menawarkan—seorang politikus akan pandai berkelit, karena terbiasa berdebat—seorang peneliti akan dapat menemukan sesuatu yang baru, karena terbiasa meneliti—seorang penunggang kuda, pembalap, pemain sepak bola, akan bisa berlari kencang, karena terbiasa bertanding—seorang artis dan Master of Ceremony (MC), pandai berbicara karena biasa tampil dihadapan umum. Jadi mereka bisa ala biasa.

Sehingga bagi yang masih ketinggalan dalam berkeahlian, tak usah khawatir, kerjakan terus, lambat laun pekerjaan itu akan bisa karena biasa. Begitu juga dalam memperluas jaringan, bagi mereka yang biasa bergaul, ia akan mempunyai kenalan banyak, relasi ada dimana-mana. Ia akan mengetahui informasi baru dengan banyak teman, ia tak akan lagi kesusahan dalam mendapatkan modal dan meluaskan usaha serta tak akan kesusahan dalam mencari solusi permasalahan.

Dalam hal permodalan, ia terbiasa bersilaturahmi dengan mereka yang memiliki dana dengan bunga pengembalian murah, ia mempunyai akses dalam hal mendapatkan dana. Dalam hal ini perusahaan perbankan, perusahaan pembiayaan, perusahaan leasing, penggadaian, asuransi, memang mereka ahli dalam bidang keuangan dan pendanaan, mereka bisa menjadi perusahaan seperti itu, karena tebiasa, bergerak dan bergaul dibidangnya. Bisa ala biasa.

Dokter biasa membedah orang yang memiliki penyakit, ia tak gentar dan pusing ketika harus memotong tangan orang, menyilet tubuh dengan bergelimangan darah, karena memang sudah terbiasa. Pesulap, bisa menghilangkan benda dan memainkan trik membuat penonton penasaran, mereka bisa seperti itu karena ala biasa. Begitu juga mereka yang jadi pengacara, ahli pengurusan tanah, ahli beternak, ahli pertanian, keahlian tersebut timbul karena terbiasa. Jadi bisa ala biasa.

Begitu ampuhnya, prinsip bisa ala biasa bagi kehidupan seseorang, maka ketika saya menghadapi persoalan, saya sering tak berpikir panjang, ketika ingin menguasai pekerjaan, dimana saya terus saja mengerjakan, karena saya yakin perkerjaan itu akan dapat dikuasai kalau sudah terbiasa, pekerjaan akan bisa karena terbiasa.

Namun walau begitu, tak semua pekerjaan dikerjakan sendiri, karena keterbatasan waktu. Dalam hal ini, maka saya akan menyerahkan pada ahlinya, yang sudah terbiasa menangani pekerjaan. Begitu juga dalam menempatkan pegawai, saya sering menggunakan prinsip the right man in the right place. Menempatkan orang sesuai tempatnya, agar pekerjaan bisa lancar. Bisa ala biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar