Mengetahui Kekuatan Relasi

“Kekuatan relasi sering menjadi tolak ukur ketahanan dan kesuksesan usaha secara berkelanjutan”


Pada akhir tahun biasanya banyak kontrak kerja perusahaan berakhir. Kalau pun masih ada pekerjaan, itu merupakan sisa projek yang tertinggal. Bisa jadi pekerjaan belum selesai, karena keterlambatan bahan baku, atau karena listrik sering padam, sehingga produksi terganggu. Dan bisa juga karena perusahaan terkena demo karyawan, yang menginginkan kenaikan gaji. Atau karena memang bagi perusahaan tekstil, misalnya untuk menghabiskan sisa quota yang masih terbuka, sehingga perlu menggenjot produksi ekspor.

Saya sendiri, misalnya, masih sering mengerjakan pekerjaan pada akhir tahun meskipun pekerjaan mulai berkurang, dari pelanggan seperti tadi, yang tetap beroperasi menjelang tutup tahun. Sementara banyak rekanan lain lebih memilih tutup atau libur dari pada bekerja. Akhirnya, sisa pekerjaan sering ditumplekan kepada perusahaan tertentu. Dan ini sudah berlangsung hampir pada setiap tahun atau menjelang libur panjang.



Tetapi sebagian besar perusahaan produsen yang mempunyai perencanaan bagus lebih memilih libur panjang. Maklum, kontrak order banyak yang telah berakhir, dan juga konsumen banyak menahan dalam perburuan produk baru. Misalnya, pembeli mobil baru, bersabar dan lebih senang mendapatkan surat-surat kendaraan pada tahun baru, daripada akhir tahun. Mengingat kalau kendaraan tersebut dijual kembali, harga akan lebih baik, dibanding dengan penerbitan surat bertahun lama. Sehingga antara perusahaan produksi dan supplier telah kompakan mengendorkan sirkulasi bisnisnya pada akhir tahun. Mereka lebih memilih merayakan tahun baru dan mengevaluasi kegiatan perusahaan kedepan daripada sibuk berproduksi.

Meskipun banyak kontrak berakhir, tentu, sebelumnya perusahaan telah berusaha, mendapatkan atau memperpanjang kontrak-kontrak baru. Nah, inilah yang akan menjadikan performance, apakah pekerjaan di tahun depan sudah terprediksi bakal ramai atau sebaliknya? Bila proyek berlimpah—patut kita syukuri, sebaliknya bila sedikit—perlu mempertanyakan sejauh mana pemasaran dan penguatan relasi selama tahun berjalan?


Menguatkan Relasi
Perusahaan yang memiliki relasi yang kuat, begitu menghadapi akhir tahun, pasti telah banyak mengantongi proyek yang akan digarap tahun depan. Bahkan sering order telah didapatkan sampai menjelang pertengahan tahun depannya. Perusahaan seperti ini bisa tenang karena telah mengantongi pekerjaan. Tinggal mengatur pelaksanaannya agar jangan meleset.

Sebaliknya, bagi yang belum mengantongi order, perlu mengevaluasi kenapa, sampai order menurun atau bookingan berkurang. Perusahaan seperti ini, perlu melihat sejauh mana relasi atau kedekatan dengan customer—selain mengevaluasi sebab penurunan order—apakah customer mengalami hal yang sama, terjadi kelesuan? Jika customer masih banyak pekerjaan, sementara kita menurun—berarti ada pekerjaan yang lari. Selanjutnya kita perlu cek rekanan lain dalam mendapatkan pekerjaan. Dan jika rekanan lain lebih banyak—berarti ada yang salah dalam pelayanan perusahaan. Mungkin saja, delivery barang sering terlambat, atau karena barang banyak cacat atau juga harga yang kita ajukan lebih mahal. Sehingga perusahaan customer terganggu oleh jeleknya prestasi pelayanan kita. Dengan begitu, perlu evaluasi juga sejauh mana pendekatan terhadap relasi—bila kurang pendekatan—kita perlu mencari upaya dalam menguatkan relasi.

Dalam The Connect Effect, Michael Dulworth mengutif ungkapkan Tim Sanders, Chief Solutions Officer di Yahoo, bahwa seluruh pengetahuan Anda tidak akan banyak berarti—jika Anda tidak memiliki jaringan orang tempat berbagi—dan tidak memiliki simpati yang cukup—untuk orang-orang dalam jaringan itu—untuk memahami, bahwa kesuksesan Anda adalah hasil langsung dari kesuksesan mereka.

Karena bila Anda kuat berhubungan dengan customer, biasanya mereka akan menjaga hubungan juga, al: dengan memberikan informasi, bagaimana melakukan pelayanan terbaik, termasuk kelemahan perusahaan Anda. Sehingga bila tak ingin kehilangan order, meskipun ada kedekatan, tetapi pelayanan dan keprofesionalan harus tetap diutamakan.

Kedekatan dan Keprofesionalan
Pada saat sekarang, dekat saja tak cukup, tapi pekerjaan harus dibarengi dengan keprofesionalan. Jadi tak bisa, mentang-mentang teman dekat atau saudara, sehingga senaknya bekerja—mentang-mentang relasi kuat, jadi asal-asalan berproduksi. Hal ini tak bisa dilakukan, karena penilaian akhir ada pada customer. Bila mereka menolak, tentu kerjasama bisa berakhir.

Nah, dalam hal inilah, sering berbagai kalangan masih salah menafsirkan kedekatan dalam berelasi. Namun bagi yang profesional, justru sebaliknya, karena dengan kedekatan, ia mesti menunjukan prestasi terbaiknya. Selalu berusaha mengevaluasi tahapan pekerjaan, mana yang kurang memuaskan dan bakal mendapatkan komplain, terus perlu perhatian serius. Sehingga pelayanan kualitasnya lebih terkontrol dan mengambil sebagai benchmarks adalah perusahaan pesaing atau rekanan lain, yang tidak ada kedekatan dalam berelasi.

Bila kualitas produk dan harga telah masuk, tinggal kita beradu dalam pelayanan dan kedekatan dalam berelasi. Jangan sampai gara-gara miskomunikasi, dengan bawahan atau staf lain dari perusahaan. Relasi menjadi terganggu. Karena banyak kejadian, pimpinan perusahaan dekat, tetapi dengan bawahannya kurang, order tetap terganggu karena relasi terganggu oleh stafnya, yang bisa memberikan informasi salah buat pimpinan.

Untuk itu dalam berelasi, kita pun mesti profesional, tak terbatas dengan pimpinan saja, tetapi perlu dengan bagian pengambil keputusan lainnya dalam perusahaan. Bisa saja pimpinan perusahaan sedang sibuk dan tak terlalu mengontrol pekerjaan. Meskipun sudah menitipkan kepada bawahan, tetapi tidak langsung otomatis berjalan. Dengan begitu selain silaturahmi dengan pimpinan, perlu kita bersilturahmi dan bertukar pikiran dengan bawahan. Sehingga proses dan standar yang diinginkan dapat sesuai dengan harapan perusahaan. Karena setiap perusahaan memiliki model dan sistem operasi yang berbeda, sehingga perlu ada pertemuan yang menyamakan persepsi dan standar operasi.

Dalam hal ini, mentang-mentang atasannya sudah dipegang, kita melupakan bawahan sebagai pelaksana langsung dari pekerjaan. Bila ini terjadi, relasi akan terganggu dan dampaknya, pekerjaan tak terselesaikan dengan baik. Untuk itu anda perlu segera mengevaluasi kekuatan relasi setiap akhir tahun, agar di tahun baru perusahaan berjalan lebih maju lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar