Silaturahmi Kiat Menghilangkan Stres

“Stres bisa membuat segalanya makin berantakan, tapi kalau bisa dikendalikan, menjadi kekuatan, dan pengendalian lewat bersilaturahmi merupakan cara atau obat yang membuat kita kuat”


Teman saya ini sering dipanggil Nneng Ati, keluarganya, termasuk orang yang taat beribadah, maklum kelahiran dari Kota Pesantren, Tasikmalaya. Sehingga dalam keluarga itu setiap sore sering terdengar pangajian. Juga ketika saya berkunjung kerumahnya, suasana terasa seperti di pesantren kental sekali. Hati menjadi tentram ketika berada di sana. Apalagi semua anggota keluarga santun dan penuh hormat kepada setiap tamu yang datang. Satu persatu-satu tamu mereka salami dengan penuh keriangan, sambil menyiapkan suguhan dan minuman teh manis. Keramahan dan keakrabannya, membuat tamu betah berlama-lama tinggal. Padahal keluarga itu, cukup sederhana, keluarganya, dari mulai bapak dan kedua anak laki-laki berpenghasilan dengan cara mengkreditkan barang. Sementara Neng Ati merupakan satu-satunya perempuan, bekerja menyiapkan barang kreditan dan mensupport segala kebutuhan pengkredit dan pesanan pelanggan.

Memang kota Tasikmalaya, banyak menelorkan warganya menjadi ahli kredit. Dan kebiasan mengkredit di kota itu telah turun menurun, sehingga meskipun keluarga ini tinggal di daerah lain, usaha kredit masih dijalankan. Akhirnya keluarga itu sering disebut keluarga tukang kredit. Sehingga banyak orang berdatangan kerumah ketika memerlukan peralatan rumah tangga, dan mendapatkannya dengan jalan mencicil atau dengan menyisihkan sedikit uang belanja harian. Dan si Nnenglah yang melayani ketika pelanggan datang ke rumah, sementara laki-laki kebagian sebagai tukang keliling perkampungan di sekitar Kota Bandung.

Namun kehidupan seperti itu telah berubah, ketika si Neng mendapatkan jodoh dan mulai menapaki kehidupan rumah tangga. Nneng tak begitu konsentrasi lagi menekuni bisnisnya, meskipun terkadang masih membantu ibunya. Tapi sejak awal menikah, ia lebih memperhatikan suaminya bekerja pada suatu perusahaan swasta, namun tak disangka perusahaannya bangkrut, ketika usia pernikahan belum mencapai satu tahun, sehingga sang suami menjadi menganggur. Karena, tak enak sama tetangga, maka didoronglah suami agar cepat meraih pekerjaan kembali. Walaupun pekerjaan itu didapatkan diluar pulau, ia merelakan kepergian suami demi masa depan.

Karena suaminya pergi jauh, si Nneng kembali kekehidupan normal. Melayani pelanggan. Meskipun begitu, ia sering saling bersapa dan bercerita dengan suaminya yang sering telpon.

Ia juga senang, bahwa suaminya di Kalimantan mengalami kemajuan. Doa pun banyak dikirimkan untuk kemajuan suami tercinta.

Namun kabar jauh dari seberang sudah mulai berkurang, alasannya, suami sedang sibuk, sehingga tak sempat lagi berlama lama telpon. Apa lagi sering terhambat karena tak ada sinyal. Akhirnya, hubungan sudah lama terputus, Nneng lupa menanyakan alamat tempat kerja suami. Sehingga berbagai saluran komunikasi tak ada lagi. Ia pun mulai gundah, melamun dan memikirkan keadaan suami. Sementara suami yang dilamunkan tak kunjung tiba. Stres sudah mulai melanda kehidupan, ia lebih sering mengurung di dalam kamar, apabila ada orang yang menanyakan keberadaan suaminya, langsung ia menangis, dan hanya menggelengkan kepala. Tanda tak tahu. Hari-hari kehidupannya diisi dengan stres, ia menyalahkan diri sendiri, kenapa mengijinkan suami pergi jauh. Kemudian dirinya semakin tertekan, dan tak bisa terkendalikan, akhirnya ia mulai mengigau, bicaranya sudah mulai ngawur, matanya menerawang kosong. Stresnya makin memuncak dan akhirnya Nneng hilang ingatan.

Begitulah stres yang bisa menimbulkan depresi, sehingga perlu pengendalian. Sebab kalau stres tak bisa dikendalikan, akibatnya bisa kemana-mana. Dalam survey yang dilakukan oleh Tim riset Majalah Intisari, terhadap pembaca majalah kelompok Kompas-Gramedia di lima kota besar, yatiu Medan, Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya. Usia responden antara 20-30 tahun, dipilih berdasarkan sampling acak sederhana (simple random sampling) dari populasi sebesar 3.367 pembaca terpilih. Dengan galat pengambilan contoh (sampling error) sebesar 6.7% pada tingkat kepercayaan 95%, hasilnya bahwa, 80% orang di lima kota besar itu mengalami depresi dengan berbagai tingkatan atau delapan dari sepuluh orang terkena depresi.

Riset itu mendasarkan pada definisi Rice P.L, penulis buku Stress and Health. Menurutnya, depresi adalah gangguan suasana hati (mood), kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang.

Gejala depresi itu antara lain, sulit berkonsentrasi atau menjadi pelupa, kehilangan semangat untuk melakukan hobi, pekerjaan, atau aktivitas harian, serta mengalami gangguan tidur dan sering terbangun di tengah malam.

Dari riset utama depresi adalah beban hidup, terutama beban ekonomi, yang makin hari makin berat. Berturut-turut setelah itu: kemacetan lalulintas; beban kerja tau beban sekolah; problem dengan relasi atau teman; kehilangan orang yang dicintai; ketidak harmonisan keluarga, dan penyakit kronis.


Dengan demikian, kalau stres sukar dikendalikan akan membawa efek fatal bagi kehidupan. Namun lain lagi bagi pak Joko, teman saya ini memang piawai dalam mengendalikan stres. Gimana tak stres, ia mempunyai karyawan banyak sekali, sementara usaha lagi lesu penuh persaingan. Sehingga sebagai komandan dalam perusahaan ia harus menyelamatkan perahu dengan penumpangnya yang lagi terkena badai. Stres melanda pikirannya. Ia berpikir, yang penting perusahaan, bisa bertahan saja sudah bagus, tanpa berhitung kepada keuntungan berlebih. Selanjutnya, kerjaan yang ia lakukan terus membina hubungan dengan teman-teman lama, sehingga banyak temannya berkumpul di perusahaan untuk bertukar pikiran, berdiskusi memikirkan kemajuan usaha di masa depan.

Dengan sering bertemu orang, stresnya sudah mulai berkurang, karena ia melihat orang lain juga sama, perusahaannya menghadapi persaingan ketat, bahkan menurutnya, banyak perusahaan sudah pada bangkrut, sehingga banyak pengusaha kalah tanding dan pulang kampung. Sementara, ia bersyukur, usahanya masih berjalan.

Disinilah perannya dari silaturahmi, yang bisa mengawal terus seseorang untuk terus berkembang. Ketika ia sukses akan menjadikan sukses berkelanjutan. Dan ketika seseorang mengalami stres, stresnya bisa terkendali. Sehingga dengan kestresannya, terkalahkan dengan kekuatan silaturahmi yang bisa memunculkan peluang bisnis lain, sehingga penghasilan tak hanya mengandalkan dari satu lubang. Ada beberapa lubang, sebagai lahan bisnis.

Karena semakin memahami kekuatan silaturahmi inilah, ia mulai lebih bersinergi dengan temannya, dan silaturahmi lebih sering dilakukan. Sehingga berbagai peluang banyak bermunculan, mulai peluang usaha, permodalan, pelaksana, lengkap dengan keahliannya. Akhirnya lubang lain tersebut sudah mulai menuai hasil, perahu yang terseok sudah tenang kembali, karena ombaknya dapat dikendalikan.

Dengan begitu, dalam keadaan stres, kita harus bisa kendalikan, antara lain dengan memperkuat tali silaturahmi dengan orang lain. Siapa tahu orang tersebut dapat menghibur, siapa tahu orang tersebut merupakan contoh perbandingan, sehingga hidup tidak sendirian. Tetapi, punya teman untuk menemukan jalan keluar, punya teman untuk berbagi, punya teman yang mau menjadi bandar. Karena manusia itu tidak sempurna, ada kelebihan dan kekurangannya. Satu pihak punya keahlian, sementara yang lain punya modal, punya order, punya jaringan pemasaran, dlsb. Hanya melalui silaturahmilah itu dapat bersatu, dapat menjadi satu perusahaan yang kuat. Bisa menolong kehidupan kita yang lagi stres dan terpuruk.

Sehingga dengan silaturahmi, stres bisa dikendalikan, menjadi suatu kekuatan baru. Karena itu bersyukurlah bagi orang yang pandai bersilaturahmi, yang bisa menguatkan kita dengan banyak teman, banyak relasi dan banyak bantuan, yang siap menopang kehidupan dan perusahaan.


Begitu pula silaturahmi dapat dijadikan obat mujarab, dalam menurunkan kadar stres dan depresi berat seseorang. Caranya, al:

1. Bersilaturahmilah dengan orang yang bisa mengurangi stress atau ketempat yang bisa kita mengungkapkan masalah, misalnya, ke teman dekat, saudara, orang tua, sehingga masalah jangan kita pendam sendiri, harus dikeluarkan, biar ditemukan jalan keluar yang menemtramkan dan menyejukan.
2. Kemudian ketika Anda bertemu dengan teman dekat, katakan, bahwa Anda sedang mengalami stres berat. Kemudian ceritakan, sebagai penyebab stres tersebut, sehingga semua permasalahan terpendam sedikit berkurang, karena telah dilepaskan. Apalagi teman tersebut dapat memberikan solusinya, tingkat stres bisa semakin berkurang.
3. Lakukan silaturahmi yang terus menerus, dan ceritakan kembali keberhasilan maupun sisa dan penyebab stres yang masih terpikirkan, sehingga stres itu tersalurkan dan menimbulkan ketenangan.
4. Tingkatkan silaturahmi selanjutnya, agar ada solusi yang bisa meredam secara cepat tingkatan stress, sehingga bisa tersenyum kembali.
5. Jangan bersilaturahmi dengan orang yang kurang kenal baik, sehingga membuat curhat kita malah menjadi lahan dia untuk memperdaya, dan menambah stress. Atau menghilangkan stres dengan ikut teman mencoba menghisap barang terlarang, seperti narkotik, ekstasi dlsb, serta minum-minuman keras, berjudi dan melakukan hal negatif lain, malah stres bisa meningkat.
6. Perlu relaksasi, begitu tertimpa masalah, dengan berkunjung dan bersilaturahmi ketempat kebugaran, olah raga, wisata, menonton, membaca buku motivasi, atau menulis, yang pada intinya, bisa membuat hidup terasa tidak sendirian.
7. Usahakan jangan diam sendiri, tetapi tetap mobile, sehingga dengan bertemu sahabat bisa menjadi obat mujarab, untuk bisa tersenyum kembali, mulai lagi menyenangi pekerjaan, hobi dan kegiatannya lainnya.

Sehingga, apa yang terjadi pada Nneng Ati dan Pak Joko tadi merupakan cermin bagi kita, dimana stres dapat merusak kehidupan kita, sampai membuat hilang ingatan, tetapi sebaliknya, ketika stres dapat terkendalikan dengan obat bersilaturahmi dan berteman banyak, membuat kehidupan dan bisnis Anda menjadi sumgringah kembali. Karena silaturahmi membukakan pintu peluang bisnis, memberi solusi dan menghibur serta mampu menghilangkan stress.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar